Senin, 02 November 2015

Impian

Aku punya impian! Dulu ketika aku masih sangat belia. Sungguh sangat semangat diri ini untuk menggapainya. Aku hanya berfikir betapa bahagianya aku ketika bisa menggapainya. Betapa dekat impian itu di mataku. Mata yang berbinar terpancar dari wajah teman-teman kecilku. Ketika berbicara tentang sebuah impian. Dengan wajah yang lugu, hati putih, bibir yang begitu mungil dengan hiasan kata-kata tanpa beban terlontar satu-persatu dari mereka. Orang tua yang sangat senang melihat semangat anak-anaknya selalu mengiyakan dan mendukung apapun yang di katakan mereka. Namun, Ketika beranjak remaja, hilang sudah harapan dari mata mereka satu demi satu, meninggalkan pendidikan karna berbagai hal, Mengikhlaskan impian mereka dimiliki orang lain, dan hanya pasrah pada takdir. Tak lain halnya denganku. Begitu tinggi cita-cita q gantungkan hingga tak seorang pun bisa mengganggunya. Namun kini, setelah aku  mengenal kejamnya dunia, mengerti arti kehidupan. Begitu banyak contoh gagal yang hadir di hidupku membuatku takut untuk bermimpi, takut mengharapkan hal yang mustahil. Aku takut seperti mereka, aku takut kecewa, oleh karenanya aku hanya berani bermimpi sesuai kemampuanku, namun semua proses dalam mencapai impian itu selalu tak mudah. setiap aku merajut mimpiku, selalu ada hal yang memutuskan tali rajutan itu, aku selalu mengulang kembali namun tali itu tak cukup kuat untuk melawan tajamnya hidup. Hingga akhirnya aku seperti seorang gadis yang putus asa, tak punya harapan dan hanya mengikuti arus sungai kemana ia pergi, tak ingin memikirkan permasalahan hidup ini. Hanya menganggap semua ini lelucon. Hingga akhirnya kini aku sedang berada di Pare, kampung Inggris, tepatnya Faster English, aku bertemu begitu banyak teman dari latar belakang yang berbeda, aku belajar banyak hal dari mereka, belajar sabar untuk memahami perbedaan diantara kami, belajar dewasa untuk bisa mentoleransi perbedaan pendapat dan meyelesaikan masalah, belajar rendah hati untuk bisa saling mengajari segala hal, belajar mengalah untuk bisa mendapatkan perdamaian, belajar bodoh untuk mendapatkan hal yang luar biasa. Belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri. Di sini kami banyak bercerita tentang impian, semua temanku dengan semangat yang menggelora, dengan mata yang bercahaya, dengan suara lantang dan dengan bangganya menceritakan detail impian mereka seolah mereka yakin bahwa mereka pasti akan mendapatkan semua itu. aku begitu iri dengan mereka, mereka hidup seolah tanpa masalah, mereka mempunyai keluarga yang sangat mendukung impian mereka, mereka punya relasi untuk bisa menggapainya, mereka punya tangga yang bisa mereka naiki untuk sampai ke puncak. Di hadapan mereka aku selalu berusaha menunjukkan bahwa aku wanita yang kuat, tegar, seolah tak pernah ada masalah. Aku selalu berusaha tersenyum kapanpun kepada siapapun. Karna inilah pilihanku. Aku selalu malu untuk menceritakan tentang mimpiku, aku selalu menolak untuk menceritakan tentang hidup bahkan keluargaku. Aku tak ingin seorangpun tau betapa lemahnya diriku. Aku ingin kalian semua mengenalku wanita tegar yang tak pernah putus asa. Aku benar-benar seorang penipu. Kadang kala aku ingin mencurahkan semua itu di hadapan kalian semua, namun itu pasti tak ada gunanya, hanya sia dan keburukan yang ku dapat. Walaupun sebegitu tak beruntungnya aku dibanding kalian. Aku punya Impian!!! sama seperti kalian !!! mimpiku juga besar, aku selalu mendapat berbagai macam cobaan yang kadang hingga aku ingin mengakhiri hidup ini. Aku anak pertama dari 3 bersaudara, adikku 2 laki-laki. ibu dan ayahku sudah berpisah sejak aku berumur 4 tahun, kami bertiga ikut dengan ibu, ibuku wanita yang sangat luar biasa, tegar, mandiri, dan dia juga cantik. Namun, usianya tak lagi muda, bertahun-tahun dia banting tulang untuk menghidupiku, adik-adikku, dan adik-adiknya dulu yang masih sekolah. Di usia yang tak lagi muda ini, aku tak sanggup menjadi beban lagi untuknya, aku harus berusaha meringankan bebannya, oleh karena itu, ku biarkan cita-citaku melayang, aku harus kerja keras sebagai pengganti ibuku. Dan impianku sekarang, Aku ingin membahagiakan ibuku, memberinya kesempatan untuk menikmati usia tua nya dengan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar